Jatimbangkit.com
Jatim Mojokerto

Dalam Setahun 53 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Lalin

jatimbangkit.com, Mojokerto – Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di wilayah hukum Polres Mojokerto Kota meningkat tahun ini. Jumlahnya mencapai 357 kejadian dengan 53 orang meninggal dunia. Kalangan pelajar mendominasi kasus yang cukup tinggi.

Satlantas Polres Mojokerto Kota mencatat, angka kecelakaan tahun ini meningkat 4,39 persen dibanding periode sebelumnya. Atau 15 kasus lebih banyak daripada tahun 2020 yang hanya berjumlah 342 kejadian. Kejadian ini mengakibatkan 53 orang meninggal dunia, satu orang luka berat, serta 395 orang mengalami luka ringan. Kerugian material dari seluruh kejadian ditaksir mencapai Rp 586.150.000.

’’Terjadi peningkatan jumlah. Tapi, untuk tingkat fatalitasnya turun karena tahun kemarin yang MD (meninggal dunia)sebanyak 62 korban,’’ terang Kanitlaka Satlantas Polres Mojokerto Kota Ipda Lukman Basoni.

Menurutnya, terdapat pola tertentu dalam kecelakaan tahun ini. Di antaranya, keterlibatan kalangan pelajar yang cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari data yang mneyebutkan sebagian besar laka lantas melibatkan kalangan pemuda, yakni usia 16-30 tahun. Meliputi 165 pemuda sebagai korban dan 127 pemuda sebagai pelaku laka lantas. Angka ini jauh di atas kalangan usia lainnya.

Menurut Basoni, kasus kecelakaan selalu memunculkan pihak korban dan pelaku. ’’Pelaku ini artinya pihak yang lalai atau memicu kecelakaan,’’ ujarnya.

Kalangan pemuda yang dimaksud biasanya meliputi para pelajar dan karyawan swasta. Jika dilihat dari kategori pekerjaan pelaku laka lantas, karyawan swasta mendominasi dengan angka 250 orang dan pelajar sebanyak 39 orang.

Hal serupa juga muncul pada pihak korban. 273 korban laka lantas tahun ini merupakan karyawan swasta dan 67 kalangan pelajar. Tingginya keterlibatan kalangan pemuda ini menjadi perhatian pihak kepolisian.

Basoni melihat, terdapat sejumlah faktor yang memicu kalangan pemuda kerap terlibat kecelakaan. Seperti kecerobohan hingga perilaku berkendara yang ugal-ugalan. ’’Mereka pengennya ngebut asal cepat saja. Kelalaian ini yang membuat kecelakaan tak terhindar,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Sinergi, Polisi Bersama TNI dan Warga Bersih – bersih Pasca Banjir di Bondowoso

Sorotan ini didukung dengan data yang menunjukkan 174 kejadian laka lantas dipicu perilaku tidak tertib berlalu lintas. Seperti tidak memakai helm, lawan arus, dan ngebut, serta 134 kejadian akibat kelengahan pengendara. Faktor lain kelelahan dan mengantuk menyumbang angka yang tak cukup signifikan. ’’Ini yang perlu terus diwaspadai. Faktor human error sangat tinggi dan berpengaruh,’’ ucap dia.

Selain human error, pihaknya juga menyoroti kondisi jalan yang kerap memicu kecelakaan. Tahun ini, Jalan Raya Bypass dan jalur provinsi sepanjang utara Sungai Brantas mulai dari Jetis sampai Kemlagi menjadi lokasi paling rawan laka lantas. Tingginya volume kendaraan serta kondisi jalan yang tak seratus persen mulus kerap jadi pemicu kasus laka lantas. Jumlah kasusnya 103 di jalan provinsi dan 30 di jalan nasional. ’’Jalan banyak lubang sekaligus bergelombang turut menyumbang kasus. Ini sudah terus kita koordinasikan dengan pengelola jalan supaya dilakukan penanganan. Minimal tambal sulam,’’ sebutnya. (adi/abi)

(mj/ADI/fen/JPR)

Sumber: radarmojokerto.jawapos.com