Jatimbangkit.com
Headline Terkini

IPDA MK Umam : Seragamku Untuk Membanggakan Ibu

Jatimbangkit.com – Menjadi yang terbaik diantara yang lain itu bukanlah hal yang gampang, tapi saya ingin menjadi manusia yang bisa berbuat baik diantara orang sekeliling saya. Saya terlahir dengan nama Mohammad Khoirul Umam yang artinya Umat Nabi Muhammad SAW yang baik. Allohumma Amin…

Pelantikan SIP di Setukpa Polri

Keluarga saya berasal dari Ponorogo, salah satunya pendiri Pondok Pesantren Modern Gontor, salah satu Ponpes terbaik di negeri ini, Menengok asal usul keluarga saya tersebut dan memahami arti nama yang menjadi panggilan saya sehari hari baik didalam keluarga, sahabat dan teman menjadi kontrol diri saya pribadi

Saya besar bukan dari keluarga punya dan bahkan cenderung kekurangan, Kedua orang tua saya menikah (dijodohkan jaman dulu), karena di jawa sangat padat penduduknya akhirnya akhirnya mengadu nasib menjadi warga transmigrasi ke Sumatera dengan mengolah kebun di daerah pegunungan sebelum berdomisili di Nganjuk.

Demi kebutuhan sehari hari, Kami keluarga sederhana, Ibu saya membuka warung nasi pecel dipinggir jalan selama empat tahun (1982 – 1986), Jalan desa yang sekarang menjadi jalur alternative Baron – Kediri. saya dua bersaudara dan laki-laki semua, saya masih berumur empat tahun harus ditinggal pergi Ibu menjadi Tenaga Kerja Wanita di Arab Saudi yang saat ini disebut dengan nama PMI (Pekerja Migran Indonesia)

Mungkin banyak yang bertanya?

“Bapakmu Kerja apa, Kok Ibumu yang pergi?”

Nah, dari situlah orang sempat beranggapan negative.

“Bapak Saya mempunyai kekurangan fisik di kaki sehingga tidak bisa melamar pekerjaan”. Umam

Intinya seperti itu.
Bapak mencoba bekerja serabutan yang tentunya tak pernah cukup menopang kebutuhan keluarga Kami.

Berapa tahun ibumu menjadi TKW? “kurang lebih 18 tahun hingga saya mempunyai pangkat Bintara Polisi”.

Saya bangga kepada ibu saya, kartini saya, pengorbanannya tidak bisa diungkapkan dengan kata bahkan menulis untuk beliau ini, tanpa saya sadari air mata berlinang dan menetes…

“ooohhh ibu, pengorbananmu untuk keluarga dan kedua anakmu ini tidak akan sia sia itu janji saya.”

Baca Juga :  Polresta Mojokerto Peduli Anak Yatim Dengan Membagikan 27 Paket Sembako

Keberhasilan saya juga tidak luput dari rasa kasih sayang Bapak selama ini. Mulai mengantar dan menjemput sekolah Taman kanak Kanak dengan naik sepeda ontel membonceng adik dan saya. Belum lagi memasak, menyuapi adik, mencuci pakaian dan lain-lain yang semua itu selalu dilakukan oleh Bapak.

Ketika umur 6 tahun saya sudah diajarkan mandiri dengan mencuci baju sendiri dan ikut membantu jaga jual kebutuhan pokok di warung yang kecil dirumah yang disertai dengan jual Bahan Bakar minyak gas dan Bensin.

Itu bentuk Pendidikan yang diajarkan Bapak agar kita turut prihatin dalam hidup dan selalu mengajarkan tidak sombong, aktif beribadah sebagai wujud syukur dan selalu berdoa untuk kesehatan dan keamanan ibu di negeri orang.

Beranjak dari sekolah SDN II Jogomerto , SMPN 1 Tanjunganom dan SMAN 1 Kertosono, mulai dari hal makan yang cukup dengan sarapan pagi dengan laok tempe plus sambal terasi atau sambal bawang. Hingga sampai sekarang masih saya lakukan. He he …

Setukpa : Foto Keluarga bersama Ibu

Untuk mengisi waktu kegiatan di Sekolah, Saya aktif dan sangat senang ikut kegiatan Pramuka, karena membentuk jiwa yang mandiri dan disiplin. Saya dulu bercita-cita ingin menjadi Tentara namun gagal saat baru mendaftar AKABRI karena kurang persyaratan administrasi saat masih duduk kelas 3 SMA.

Setelah lulus SMA tahun 2001, saya ingin bisa langsung kerja karena tidak ingin membebani kedua orang tua. Akhirnya saya mengambil diploma satu tentang analisys Computer di Surabaya dengan harapan saya bekerja di kantor.

Saat mengenyam sekolah tersebut saya mengenal baik dengan salah satu instruktur computer asal Solo Jateng dan mengajak merakit dan menjual hasil ke luar Kota. Jadi Sekolah Nyambi nyari Duit (Jadi Sekolah sekalian Nyari Duit)

Selanjutnya saya magang di salah satu perusahaan swasta dan ditawarin kerja menjadi operator warnet di dua tempat (salah satunya di Kampus B Unair).

Baca Juga :  Antisipasi Kendaraan Menumpuk, Polisi Bentuk Tiga Tim Urai Kemacetan

Terus jadi Polisinya Gimana?

Mendengar ada pendaftaran Polisi, saya langsung semangat dan mendaftar di Polda Jatim tahun 2003.

Kesempatan ini merupakan yang terakhir, karena umur saya yang sudah 21 tahun saat itu syarat maksimal bisa daftar. Dalam hati saya ingin membahagiakan kedua orang tua dan ingin berubah untuk saya pribadi serta ingin menggantikan ibu yang telah lama bekerja untuk keluarga dan saya.

Semangat itulah yang saya punya, dan setiap doa saya ingin memberikan kebanggaan kepada ibu dengan saya bisa mengenakan seragram Polisi.

Ini Seragram Polisi hasil pengorbanan Ibu untuk saya dan keluarga.

Ini Doa Saya : “Ya ALLAH ampunilah Dosa Kedua Orang Tua Saya, Dan Berikanlah kelancaran saya dalam setiap tes Masuk Polri, Saya Ingin mempersembahkan seragram Polisi ini Kepada Ibu Hamba yang telah berjuang untuk Keluarga dan saya,

Ya ALLAH Ya Rahman jika Tugas Polri tidak Sesuai dengan Saya, Mohon tes awal Hamba tidak diloloskan bukan di Tes akhir nanti Hamba tidak masuk,

Ya Allah Hanya kepada Mu Kami Mohon pertolongan dan Hanya kepada Mu Kami Menyembah, Kabulkanlah doa Kami Amin amin amin Ya Rabbal ‘alamin.

Dorongan hati yang kuat itulah dalam doa singkat saya, untuk mengobarkan semangat juang dalam diri hingga saya berhasil
dan akhirnya saya menjadi Bintara Polisi dan masuk Pendidikan di Pusdik Gasum Porong selama 7 bulan.

Kemudian diberikan kesempatan magang di Polres Sumenep Madura. Karena belum bisa beli HP untuk komunikasi akhirnya saya Foto dengan seragram Polisi dan saya kirim via Post ke alamat Ibu.

Alhamdulillah dan syukur nikmat yang selalu diberikan ALLAH SWT, surat dan Foto saya diterima ibu.

Didalam sepucuk surat itu saya menulis tentang keadaan Bapak, adik dan saya.

“Ibuku sayang, Umam sudah jadi Polisi, Ibu Segera Pulang ya… kami rindu, kami Membutuhkan doamu dan kasih sayangmu… (Tanpa sadar air mata saya menetes di kertas Foto tersebut), Sudah Waktunya Umam yang bekerja untuk ibu dan membiayai sekolah hingga kuliah adik” itu tulisan saya di balik foto.

Baca Juga :  Biddokes Polda Jatim Gelar Operasi Hidrosefalus Peringati HUT Bhayangkara ke 76

Selesai magang di Polres Sumenep saya kembali ke Pusdik Gasum dalam rangka persiapan Pelantikan Menjadi Bintara Polri, dan hal yang paling tidak saya duga adalah saya mendapat Predikat Siswa Trengginas dalam pelantikan Dik Tuk Ba Polri Gel 2 Tahun 2003

Berkat pengorbanan dan doa dari kedua orangtua, serta dukungan keluarga saya Mengabdikan diri di Kepolisian Negara Republik Indonesiav(POLRI) yang sangat membanggakan dengan tugas pokoknya Melindungi, Mengayomi dan Melayani masyarakat itu sesuai dengan saya.

Semoga pengabdian saya ini bisa menuju Jalan ALLAH SWT yang diridhoi, Berkah dan amanah. Amin amin Ya Rabbal ‘alamin.

Tiga Bulan kemudian Ibu Pulang ke Indonesia setelah pelantikan saya menjadi Polisi.

Waktu terus berjalan, ditahun 2017 saya lulus seleksi Sekolah Inspektur Polisi dan masuk Pendidikan di setukpa Polri selama 7 bulan, Alhamdulillah dalam pelantikan sebagai Perwira Polri Ibu, Bapak, Adik dan keluarga mendampingi saya menjadi saksi di Lapangan Sutadi Ronodipuro Sukabumi Setukpa Polri.

Terimakasih Ibu,
Penyematku adalah Ibu,
Seragamku Untuk Membanggakan Ibu (Alm Hj Siti Masfufah yang baru meninggalkan kami pada hari Sabtu tanggal 07/08/21)

Terimakasih Bapak (Mohammad Nur)
Dan Terimakasih adiku Miftahul Huda

“Saya menulis ini mulai tanggal 5 Desember 2018 dan masuk dalam buku inspirasi alumni SMA Negeri 1 Kertosono dengan judul My Passion, My Job dari 100 kisah inspiratif perjuangan meraih asa pasca SMA dengan judul Seragamku Untuk Membanggakan Ibu pada halaman 192-194” Umam

Alhamdulillah saat ini saya mengemban amanah sebagai Plt Kasubbag Humas Polres Mojokerto Kota IPDA MK Umam, SE yang aslinya saya menjabat sebagai Panit 1 Reskrim Polsek Prajuritkulon

Fb : Mk Umam
IG : Umam_wirasakhiayuna dan Umam_wsh46